Aku akui Israel memang memiliki kecanggihan teknologi dan kecerdasan
berpikir. Tapi sayang, itu tidak dibarengi dengan akhlak mulia. Keserakahan,
ketamakan, kelicikan, dan kebengisan yang pertama kali terlintas di otakku
ketika mendengar Israel dan Yahudinya. Keinginan menguasai Palestine dengan
membom, membombardir, membumihanguskan tanpa pandang bulu menjadi cara keji
mereka untuk membuat warga Palestine hengkang dari tanah mereka. Di Palestine
Allah menitipkan Masjidil Aqso, salah satu masjid yang dimuliakan selain
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Sebagai qiblat pertama dan sejarah Isra’ Mi’raj
Nabi Muhammad SAW adalah contoh kebesaran Masjidil Aqso.
Israel telah membuat terowongan di bawah Masjidil Aqso dan
terus menerus menggali tanah di sana supaya
runtuh. Terus apakah nantinya mereka bisa meruntuhkannya dan kemudian menari-nari
diatasnya? Tapi kok aku yakin kalau Allah tidak semudah itu mengijinkan Masjidil
Aqso runtuh. Ingatkah kita ketika tsunami Aceh, semua bangunan hancur
berkeping-keping, tapi ada beberapa masjid yang masih kokoh berdiri. Tidak
hanya satu. Kuasa siapa kalau bukan karena kuasa Allah? Sebagai bangsa yang
mendewakan teknologi, Israel mungkin berpikir akan gampang untuk merobohkan
Masjidil Aqso. Israel lupa (atau mungkin tidak tahu, atau ingkar) darimana kepintaran
mereka berasal. Dari kuasa Allah, yang disalah gunakan demi memenuhi ambisi
mereka.
Salut aku sampaikan melihat perjuangan warga Palestine
berusaha mempertahankan Masjidil Aqso. Padahal kalau dipikir-pikir, sebenarnya
menjadi tanggung jawab semua umat Islam ya untuk menjaga dan mengagungkannya?
Tapi mereka telah diberi kesempatan oleh Allah untuk berjihad semampu mereka. Dan
mereka menerima itu. Menganggap itu adalah sebagai lahan ibadah mereka. Kesabaran
dan keteguhan hati mereka untuk tetap beribadah dan berjuang mewakili umat
Islam sangat aku hargai. Subhanallah… Terima kasih atas pengorbananmu
kehilangan orang-orang yang engkau cintai. Atas ketenangan yang dirampas oleh
desingan peluru dan bom. Atas masa indah yang terhapus kenangan menyakitkan. Atas
keikhlasanmu berjuang dan atas semuanya yang tidak mampu aku sebutkan. Aku tidak
sanggup menggantinya, tapi yakinlah Allah bersama kalian, dan Allah akan menempatkan
kalian di tempat terindah nantinya. Maafkan aku kawan, yang tidak bisa membantumu
angkat senjata. Maafkan aku yang tidak mampu mengirimkan tentara. Maafkan aku
yang tidak punya banyak uang untuk membantumu. Aku hanya bisa membantu doa. Semoga
Allah melindungi perjuangan kalian semua. Semoga Allah menguatkan kalian. Dan semoga
Allah segera menunjukkan kuasa-Nya. Tunggu pembalasan dari Allah hai Israel!
No comments:
Post a Comment